“Beyond Biotechnology: Human Enhancement Technology and Pursuit for Happiness†(An Islamic perspective of bioethics case study)
Abstract
Abstrak
Teknologi yang paling sukses berkembang dengan cepat pada awal tahun 2000 adalah teknologi kloning terapi dan reproduksi, teknologi ini sudah dapat dimanfaatkan pada manusia, dengan harapan akan dapat mensejahterakan kehidupan manusia, tetapi disisi lain memberikan dampak pada nilai-nilai kemanusiaan. Dampak positif dan negatif tersebut menyebabkan banyak ilmuwan untuk mengaktualisasikan kembali akan keberadaan Tuhan sebagai Sang pencipta dan konsep etika pada tataran aplikasinya. Perkembangan bioteknologi terutama teknologi human enhancement yaitu teknologi yang memanfaatkan bagian tubuh manusia, yaitu berupa bagian tubuh saja, sel-sel untuk dibiakkan dalam tabung atau membuat klon kembaran manusia utuh sudah merupakan teknologi yang sangat aplikatif diterapkan pada manusia. Teknologi ini dapat bermanfaat pada manusia, tetapi juga mengancam eksistensi nilai-nilai kemanusiaan. Islam sebagai ajaran yang diyakini punya makna universal, ternyata tidak memberikan inspirasi para ilmuwan muslim ataupun ulama untuk secara bersama-sama membahas masalah ini. Ilmuwan muslim dan ulama berjalan sendiri-sendiri dan menikmati status masing-masing tanpa memperhatikan perkembangan teknologi yang menyebabkan dunia lain, menghadapi diskursus pemahaman di era biologi seperti sekarang ini, tetapi kita tetap tertinggal dan tidak punya peran pada perkembangannya. Sehingga terkesan Islam bukanlah ajaran alternatif untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi. Bioetika pada akhir-akhir ini sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dan batasan domain keilmuannya semakin luas. Apakah domain hanya untuk mengevaluasi pada masalah etika percobaan-percobaan di bidang biologi dan kedokteran manusia atau meluas menyangkut semua percobaan ataupun riset yang membahayakan eksistensi kehidupan? Moralitas ini termasuk untuk mengurangi rasa sakit, rasa takut, baik pada binatang dan manusia, biohazard, dan pengakuan adanya sang pencipta dan ciptaannya. Islam sebagai agama yang mengajarkan tentang universalitas sebenarnya mempunyai pandangan yang cukup sempurna yang dapat digunakan sebagai pandangan dasar untuk mengembangkan bioetika, ada 4 dasar yang dapat dikembangkan menjadi landasan Ilmuwan muslim untuk mengembangkan bioetika yaitu tauhid sebagai landasan dan acuan kebebasan berfikir yang bersifat sunatullah, semua kehidupan pada hakekatnya selalu beribadah pada Allah S.W.T., pada hakekat setiap kehidupan mempunyai hak untuk hidup dan dihargai, sekecil apapun kehidupan itu, dan semua kehidupan pada hakekatnya dapat dimanfaatkan oleh manusia, tetapi harus dimanfaatkan dengan orientasi jangka panjang (dunia dan akherat).
Â
Kata kunci: bioteknologi, human enhancement technology, Islam
Â
Abstract
The most successful technology in early of 2000’s were reproductive and therapeutic cloning, this technology were already implemented in human, it was giving prospective impact for human happiness and prosperities on one sides, but on the other side giving fundamental question for human dignity.  It was giving positive and negative impact; it was rooted in either theological or ethical consideration. Ironically, almost all Muslim aware that Islam is teaching universalities, but not so many Islamic scholar both scientist and clerics were gathering to solving such problem. Scientists were doing by their selves and clerics enjoying their social status without doing anything, if such condition still working on Muslim countries without any conclusion, science and technology will be left Muslim behind on the age of biology. Today, the field of bioethics struggles with its proper scope. Should it concern itself with the ethical evaluation of all questions involving biology and medicine? Some bioethicists would narrow ethical evaluation only to the morality of medical treatments or technological innovations, and the timing of medical treatment of humans. Others would broaden the scope of ethical evaluation to include the morality of all actions that might help or harm organisms capable of feeling fear and pain, biohazard, and include within bioethics all such actions if they bear a relation to medicine and biology, the existence of creator as well. In Islam as universal religion, it was concluded that to solve its problem, Islamic bioethics were base on 4 principal for arrange bioethics as follow, the first Tauhid as spiritual freedom, Every living things have a duty to worship Allah, every living things have a right to exists, and Utilizing of living things should be used utilitarian approach. From the case of ethical problem, Islamic construction was arranged with base on ontological judgment, First step to analysis philosophies issues by assuming and framing logically with ontological approach that means tawhid is starting point to arrange the construction Islamic knowledge, with this construction of knowledge human happiness will be come in reality, it is the essence of life, Al Qur’an and sunnah as supreme of knowledge not only of religious law, but of very nature of existence and beyond of existence of the very source of existence.
Key word: Islamic bioethics, human enhancement technology
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).